1. Pengaruh struktur kain terhadap daya tahan
Fitur terbesar dari Interlining Tenun Polos/Twill adalah struktur kain khususnya. Dibentuk dengan menjalin benang lusi memanjang dan benang pakan melintang pada alat tenun untuk membentuk struktur kain yang stabil dan kuat. Struktur ini memberikan kekuatan mekanik yang kuat pada kain, sehingga tidak mudah rusak atau berubah bentuk selama penggunaan jangka panjang, sehingga memberikan daya tahan yang lebih baik.
Kepadatan dan kekencangan tinggi: Dalam proses penenunan Woven Plain/Twill Interlining, metode jalinan benang menentukan kepadatan dan kekencangan kain. Khususnya kain kepar (Twill) menggunakan jalinan miring untuk membentuk struktur yang kuat. Metode jalinan benang yang rapat ini membuat kain lebih tahan terhadap regangan dan sobek, serta tidak mudah aus atau pecah bahkan pada penggunaan frekuensi tinggi. Dibandingkan dengan kain bukan tenunan, kain bukan tenunan biasanya menyatukan serat melalui pengepresan panas atau ikatan kimia, dan sambungan antar serat tidak sekencang kain, sehingga mudah rusak akibat gesekan dan tarikan.
Peningkatan ketahanan aus: Karena benang lusi dan benang pakan dari Woven Plain/Twill Interlining terjalin erat, permukaannya rata dan strukturnya stabil. Ini secara efektif dapat mengurangi koefisien gesekan saat bergesekan dengan benda lain, sehingga mengurangi keausan akibat gesekan. Secara khusus, struktur kain kepar memiliki ketahanan aus yang sangat baik, dapat menjaga kerataan permukaan selama penggunaan jangka panjang, dan menahan keausan akibat pemakaian.
2. Pengaruh struktur kain terhadap retensi bentuk
Struktur kain Woven Plain/Twill Interlining tidak hanya mempengaruhi daya tahannya, namun juga berhubungan langsung dengan retensi bentuknya. Retensi bentuk mengacu pada kemampuan kain untuk mempertahankan bentuk dan struktur aslinya ketika terkena kekuatan eksternal, perubahan kelembapan atau suhu, dan tidak mudah berubah bentuk atau kusut. Karena struktur tenunnya yang khusus, Woven Plain/Twill Interlining dapat secara efektif menjaga bentuk pakaian dan menghindari kerutan atau kendur karena faktor lingkungan eksternal.
Ketahanan kerut: Ketahanan kerut pada kain berkaitan erat dengan metode jalinan benangnya. Struktur jalinan lungsin dan pakan pada Woven Plain/Twill Interlining membuat kain memiliki kestabilan yang tinggi sehingga tidak mudah berubah bentuk oleh gaya luar. Secara khusus, kain kepar, karena karakteristik jalinannya yang miring, dapat menyebarkan kekuatan eksternal dengan lebih baik dan mengurangi kemungkinan kerutan yang disebabkan oleh tekanan lokal.
Efek pembentukan: Struktur Woven Plain/Twill Interlining memiliki efek pembentukan yang kuat, yang dapat memberikan dukungan yang tepat untuk pakaian tanpa kehilangan kenyamanan. Misalnya, pada bagian bahu dan kerah jas, Woven Interlining dapat secara efektif mencegah bagian tersebut kehilangan bentuk aslinya karena pemakaian atau pencucian dalam jangka waktu lama.
Elastisitas dan pemulihan: Karena struktur tenun dan jalinan benang Woven Plain/Twill Interlining yang rapat, elastisitasnya relatif baik. Selama pemakaian pakaian, kain akan diregangkan dan diubah secara moderat sesuai dengan pergerakan tubuh manusia, dan struktur kain dapat dengan cepat kembali ke keadaan semula. Pemulihan ini memungkinkan Woven Interlining menjaga kesesuaian dan penampilan pakaian, serta tidak mudah berubah bentuk bahkan setelah penggunaan jangka panjang.
3. Peningkatan kinerja kain dengan lapisan perekat lelehan panas
Interlining Tenun Polos/Twill biasanya dilapisi dengan lapisan perekat lelehan panas, yang selanjutnya dapat meningkatkan retensi bentuk dan daya tahan kain. Lapisan perekat lelehan panas membuat kain lebih halus dan stabil dengan mengaplikasikan lapisan perekat, sekaligus meningkatkan ikatannya dengan kain pakaian.