Kinerja dari interlining bukan tenunan yang terikat secara kimia memang bisa berubah setelah terpapar suhu tinggi dalam jangka waktu lama. Secara khusus, perubahan ini terutama bergantung pada beberapa faktor seperti komposisi bahan, proses produksi, penggunaan bahan aditif, dan suhu pemaparan serta waktu interlining bukan tenunan.
Pertama-tama, dari segi komposisi bahan, interlining bukan tenunan yang diikat secara kimia umumnya menggunakan poliester sebagai bahan baku utama. Meskipun bahan ini memiliki stabilitas tertentu di lingkungan bersuhu tinggi, paparan suhu tinggi dalam jangka panjang masih dapat menyebabkan bahan tersebut mengalami penuaan termal. Poliester dapat mengalami reaksi seperti pemutusan rantai molekul dan penataan ulang pada suhu tinggi, yang mengakibatkan penurunan bertahap pada sifat mekanik bahan, seperti kekuatan tarik dan perpanjangan putus.
Kedua, perekat digunakan dalam proses produksi interlining bukan tenunan untuk meningkatkan kekuatan ikatan antar serat. Ketahanan penuaan dan stabilitas kimia dari perekat ini mempunyai pengaruh penting terhadap ketahanan suhu tinggi dari lapisan interlining bukan tenunan. Jika perekat mudah terdegradasi pada suhu tinggi, keseluruhan struktur lapisan bukan tenunan dapat menjadi longgar dan kekuatannya dapat menurun, sehingga mempengaruhi kinerjanya.
Selain itu, berbagai aditif fungsional dapat ditambahkan ke lapisan bukan tenunan, seperti penghambat UV dan penghambat api. Stabilitas aditif ini pada suhu tinggi juga akan mempengaruhi kinerja interlining bukan tenunan secara keseluruhan. Jika bahan tambahan tersebut gagal atau bereaksi buruk pada suhu tinggi, hal ini dapat menyebabkan perubahan warna, bau, atau dampak merugikan lainnya pada lapisan interlining bukan tenunan.
Khusus untuk produk ini - interlining bukan tenunan yang diikat secara kimia, telah diperlakukan secara khusus agar tahan terhadap suhu tinggi hingga 260°C. Hal ini menunjukkan bahwa produk dapat menahan suhu tinggi untuk jangka waktu singkat dan mungkin memiliki stabilitas suhu tinggi tertentu. Namun, paparan suhu tinggi dalam jangka panjang tetap menjadi tantangan karena meskipun material itu sendiri dapat menahan suhu tinggi, penuaan termal jangka panjang masih dapat menyebabkan penurunan kinerja secara bertahap.
Oleh karena itu, ketika menggunakan interlining bukan tenunan yang diikat secara kimia, paparan suhu tinggi dalam jangka panjang harus dihindari sebisa mungkin. Jika perlu menggunakannya di lingkungan bersuhu tinggi, disarankan untuk melakukan pengujian yang memadai untuk mengevaluasi ketahanan suhu tinggi dan mengambil tindakan perlindungan yang sesuai sesuai dengan kondisi aktual untuk memastikan kinerjanya stabil.
Kinerja interlining bukan tenunan yang terikat secara kimia dapat berubah setelah paparan suhu tinggi dalam jangka waktu lama, dan tingkat perubahan spesifiknya bergantung pada efek gabungan dari berbagai faktor. Dalam penerapan praktisnya, sebaiknya dipilih dan digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tertentu.